Earth Day

23 April 2009

Suatu perubahan dapat menghasilkan apabila seluruh komponen dalam hal ini manusia, yang tentunya didalam suatu negara, atau disebut sebagai masyarakat bersama-sama pemerintah secara bersama ikut menjaga atau melestarikan lingkungan alam. Sekali lagi lingkunagn alam, bisa laut, sungai, hutan dan apalagi yang mengenai tentang alam.
Kapan itu kesadaran tentunya di mulai dari scope kecil yaitu keluarga dan baik pula diawali dari lembaga sekolah. Disekolah contoh yang paling sederhana adalah kebiasaan membuang sampah, ini contoh sederhana yang paling mudah, padahal semudah itukah mengajak siswa untuk terbiasa membuang sampah, tentunya tugas guru di sekolah, di rumah bersama keluarga dan masyarakat. Kebiasaan menanam pohon , maupun berkebun secara kecil-kecilan ini sudah menanamkan kebiasaan yang baik. Untuk masalah banjir, kebakaran hutan, saya kira itu kesalahan manusia, manusia yang mana tolong anda sendiri yang menjawabnya ...
Isu Lingkungan Hidup perlu terus didengungkan, mengingat telah banyak terjadi fenomena alam yang cenderung merugikan manusia, seperti global warming yang saat ini telah menjadi perhatian dunia. Hal ini tidak bisa dipungkiri, dan sebagai penduduk bumi, kita semestinya tak menutup mata pada fenomena yang terus berlangsung ini. Pengrusakan alam terus terjadi, baik oleh orang yang melakukannya dengan sadar, maupun oleh orang-orang yang tidak menyadarinya (baca:tidak tahu). Dengan terus menerus menggiatkan isu lingkungan hidup, diharapkan mampu menggugah dan membawa perubahan positif bagi masyarakat luas. Pola perilaku diharapkan menjadi ramah lingkungan, agar alam pun menjadi ramah pada kita semua, penghuni bumi ini.
Hari Bumi (Earth Day) pertama kali dicanangkan John McConnel, seorang profesor sekaligus aktivis lingkungan, pada 1 Maret 1970, setelah proposal tentang aktivitas penyadaran atas nasib bumi yang ia ajukan pada pemerintah daerah San Fransisco disetujui pemerintah daerah setempat. Proposal McConnel ternyata menarik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga akhirnya diminta sebagai proposal penyelamatan bumi sedunia. Sekretaris Jenderal PBB saat itu, U Thant, mengusulkan hari peringatan tahunan yang dijadikan momen bagi seluruh umat manusia sedunia untuk berpikir kembali tentang nasib bumi. Peringatan itu disertai berbagai aktivitas penyelamatan kondisi bumi yang makin memburuk, yang dilakukan secara serentak di seluruh dunia. Sang profesor langsung menawarkan 21 Maret sebagai Hari bumi. Argumentasi McConnel didasari pada kenyataan ilmiah, bahwa untuk memikirkan nasib bumi seharusnya ada pada hari pertama proses alam dalam bumi dimulai. McConnel mendasarkan analisanya pada peristiwa-peristiwa alam dari sejarah yang disepakati umat manusia sedunia. Terbukti pada 21 Maret berlangsungnya siang (saat matahari bersinar) dan malam (saat matahari terbit di sisi bumi lainnya) mempunyai durasi yang sama 12 jam. Tanggal tersebut juga hari pertama dimulainya musim semi, musim yang dipercayai banyak budaya sebagai awal dari kehidupan. Ide 21 Maret yang dilatarbelakangi niat pelurusan kembali fakta sejarah tentang alam ini belakangan justru kembali 'dibelokkan'. Tidak jauh berbeda dengan nasib sistem penanggalan kuno yang dari Maret bergeser ke Januari itu, Hari Bumi pun kemudian dirayakan setiap 22 April.

0 Comments: